sulis

Senin, 20 Desember 2010

Antara Kejujuran dan Kegagalan

Tidak ada yang istimewa mengenai prinsip hidup ini. Kejujuran, kecuali jika dipikirkan. Direnungkan. Dan menarik kesimpulan. Pernah saya dengar orang-orang dijalanan berkata “Jujur itu Hancur ”. Kesimpulan sederhana dari kalimat yang banyak dipakai oleh kebanyakan orang di zaman modern ini ”Lakukan Apa Yang dibutuhkan! Apapun, tak Peduli benar atau salah.” atau “Yang haram saja susah, kok sok alim dengan mencari nafkah dengan jujur”. Dan sayangnya sebagian orang mengatakan sebagai kedewasaan.
Mungkin tidak semuanya akan menjadi baik-baik saja jika kita menjalani hidup di dunia ini dengan kejujuran. Akan ada saat dimana Anda harus berkenalan dengan kegagalan, kesakitan dan frustasi. Kebingungan. Dan mulai berpikir ulang mengenai prinsip-prinsip hidup Anda. Tapi tunggu. . . sungguh ada yang lebih besar dari kegagalan, lebih bermakna daripada rasa sakit, dan lebih mudah untuk dikatakan daripada ilmu politik tentang solusi korupsi. Kebenaran. Saya telah memutuskan untuk mengikuti prinsip hidup Soe Hoe Gie ”Lebih baik mengalami kegagalan daripada menyerah terhadap tantangan hidup itu sendiri. Kemunafikan. Bahkan jika harus menghadapi ketidak-populeran dan semacamnya.”
Kegagalan memang menyakitkan. Saya juga pernah mengalami kegagalan meskipun menjalankannya dengan kejujuran. Tapi bukan berarti kemudian saya dan Anda harus menghalalkan segala cara untuk berhasil. Akan selalu ada hikmah, bahkan dalam kegagalan paling menyakitkan sekalipun.
Anda menjalankani hidup dengan kejujuran, kemudian kegagalan, dan berakhir dengan pertanyaan ”Mengapa saya gagal ? Apakah saya harus mulai melakukan kecurangan, penipuan dan sebagiannya untuk menjadi berhasil?”. Jangan khawatir, semua yang dimulai dengan kebaikan akan berakhir dengan kebaikan pula. Mungkin jika boleh sedikit ekstrim, saya menuliskannya sebagai ”Rahasia Tuhan dibalik kegagalan”.
Dalam kepercayaan apapun, Tuhan memerintahkan kita untuk selalu menjalankan kejujuran. Dalam berbicara, bisnis bahkan dalam hal sekecil apapun. Lalu mengapa kegagalan harus hadir dalam kehidupan kita meskipun Anda dan saya telah jujur? Sederhana saja. Mungkin Tuhan memerintahkan Anda dan saya jujur agar mengalami kegagalan. Masih bingung? Baiklah, mungkin dengan menjawab pertanyaan dibawah ini Anda akan mengerti.
• Apakah Anda mau Makan Daging Ayam Mentah? Anda pasti menjawab ”Tidak”
• Akan lebih nikmat jika ditambah dengan segelas minyak goreng? Jawaban yang sama dari Anda “Tidak”
• Sebagai hidangan penutup, garam dan bumbu dapur lainnya. Anda tertarik? Anda menjawab” Terima kasih, saya sudah kenyang”
Baiklah. Sudah tiga kali saya menawarkan menu sarapan dan Anda menolaknya. Bagaimana dengan yang satu ini
” Apakah Anda mau saya traktir ayam goreng” dan kebanyakan dari Anda akan segera menjawab ” Jika tidak merepotkan saya mau satu porsi” kecuali bagi yang memiliki koleserol tinggi dan sedang dalam program diet, tentu saja tetap menjawab ”tidak”.
Seperti halnya pertanyaan-pertanyaan diatas, kegagalan seperti daging ayam mentah. Kegagalan seperti segelas minyak goreng. Kegagalan seperti bumbu dapur. Tidak ada yang mau dengan makanan seperti itu dalam menu sarapan sehari-hari. Begitu pula dengan kegagalan, tidak ada yang mau mengalaminya. Tetapi lihatlah dengan jelas, Mengapa Tuhan memberikan kegagalan ketika kita jujur!
Lihatlah gambar besarnya. Jika daging mentah, minyak goreng dan bumbu dapur dikumpulkan menjadi satu, maka kebanyakan dari saya dan Anda tidak akan menolaknya. Ayam Goreng. Setelah dimasak tentu saja.
Kegagalan, kegagalan dan kegagalan adalah kepingan keberhasilan. Jika daging mentah, minyak goreng dan bumbu dapur membutuhkan kompor dan alat masak lainnya untuk memperoleh bagian utuh yang tidak akan ditolak oleh Anda dan saya, maka untuk mengolah kegagalan didalam hidup ini dibutuhkan kesabaran, api semangat yang tidak pernah padam oleh putus asa dan bumbu-bumbu pelajaran hikmah dari setiap kejadian yang kita alami.
Hari ini Anda gagal, ambilah kegagalan itu dengan senyum lebar. Kumpulkanlah setiap kegagalan yang pernah Anda alami, kemudian jadikanlah sebagai bentuk utuh. Keberhasilan.
Untuk diingat: jika Anda saat ini merintih ketika ditindas, maka jangan menjadi penindas ketika berkuasa. Dan Jika Anda saat ini merasa terhina ketika mengalami kegagalan, maka jangan menjadi sombong ketika berhasil.
Kata-kata bijak : Orang yang berhasil pernah mengalami kegagalan, karena mereka yang tidak pernah gagal adalah orang-orang yang terlalu takut untuk mencoba sesuatu dalam hidup”
Terima kasih kepada seseorang yang telah memberikan pelajaran hidup kepada saya, ketika saya mulai goyah untuk tetap menjaga nilai kejujuran, ketika saya mulai tergoda untuk mengikuti arus ”Lakukan Apapun”, dan hanya karena kebijaksanaannya lah, beliau tidak mau disebutkan dalam coretan pengalaman hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar