sulis

Rabu, 01 Desember 2010

secangkir teh & sekerat roti

Tidak ada salahnya jika kita kembali melihat spion kendaraan kita yang disebut INDONESIA. Melirik kembali bencana alam yang sempat mengguncang bangsa ini. Gempa dan tsunami Aceh, Gempa Jogja, Gempa Padang, Tsunami Mentawai, dan yang masih dalam kondisi 'awas' yakni bencana Gunung Meletus Merapi.

Lihatlah kembali wajah - wajah yang kalut dalam keputus asaan itu. Wajah - wajah muram setelah diterkam bencana alam itu. Hiruk pikuk dalam tangis diselingi bergemanya nama Tuhan ditengah lautan gedung - gedung yang luluh lantak dan suasana yang mencekam. Siapa yang akan menjadi sandaran mereka ?

Lihatlah, semua orang dalam setiap elemen bangsa ini tergerak. Mulai dari mobilitas para tim relawan hingga anak - anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar, mereka menyumbang tenaga, akal pikiran serta sebagian harta yang mereka miliki untuk dihibahkan kepada saudara mereka yang sedang bersedih di pulau seberang sana. Mereka tidak pernah bertukar nomer handphone bahkan mereka belum pernah saling bertatap mata. Namun mereka yang didasarkan pada rasa iba dan keikhlasan tidak pernah merasa terberatkan untuk sekedar menyambung secercah senyum yang sempat tertunda.

Itulah INDONESIA. Beratus - ratus juta penduduknya namun tidak saling mengenal. Tapi ketika ada yang merasa dalam kesakitan, mereka turut baur dalam rasa pedih tersebut. Tidak perlu pamrih, tidak perlu balas budi, yang penting mereka yang sedang dalam keputus asaan itu mampu menyambung kembali senyum yang sempat tertahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar